Kamis, 25 November 2010

Theory in The Process of Inquiry, Littlejohn dan Foss #7


Human Communications
Chapter 2

Theory in The Process of Inquiry
Teori seperti peta atau seperti buku panduan untuk mengintepretasi, menjelaskan dan memahami kompleksitas dari hubungan manusia. Dalam fokus lain teori diperlukan untuk kehidupan akademik khususnya membantu manusia untuk mengkomunikasikan pengetahuan sebagai paket pengetahuan. Paket pengetahuan ini kemudian menjadi atau menghasilkan cara untuk melakukan esuatu dan menghasilkan forum terbuka untuk diskusi, debate dan kritik. Semua teori adalah abstraksi, yang fokus di hal tertentu. Teori dapat juga mengurangi kesalahan dalam menjalani praktek nyata. Teori sangat dekat dengan dunia nyata, dan terikat secara intim dengan aksi.  Ini merupakan proses sirkular yakni Bagaimana kita berfikir kemudian menggunakan teori yang kita gunakan sebagai acuan tindakan dan bagaimana tindakan kita kamudian dipraktekan dan acuan berfikir kita. Dalam hal ini teori digunakan sebagai kesatuan instruksi untuk membaca dunia dan aksi-aksi didalamnya.
Elemen dasar dari teory adalah konsep, atau kategori. Pakar komunikasi mengamati banyak variable didalam komunikasi dan mengklasifikasikan sesuai bentuk yang dapat diterima. Teoritisi mengidenifikasi konsep dengan symbol, kata dan pengertian-pengertian yang menjadi bagian integral dari teori. Dalam penggalian lebih jauh teori kemudin dibuktikan dengan eksplanasi yakni tentang bagaimana variable berhubungan satu dengan yang lain, menunjukkan bagaimana onsep-konsep berhubngan satu sama lain. Eksplanasi menjawab pertanyaaan dasar dari dari varabel-variabel yang terhubung. Pertanyaan ini kemudian diturunkan menjadi hipotesa untuk melihat dugaan awal peneliti terhadap apa yang akan dibahasnya. Ada dua jenis tipe eksplanasi, pertama Kausal eksplanasi, yakni berusaha menghubungkan kejadian-kejadian sebagai hubungan sebab akibat yang salah satu variable dipandang sebagai hasil dari yang lain. Contoh; memandang bagaimana menjelaskan ke teman mengapa kamu gagal dalam sebuah ujian, bisa saja ketika kamu mengatakan kamu hanya tidak bagus dalam matakuliah ini dan mempunyai guru yang jelek cara mengajarnya. Ini terjadi karena hal-hal diluar yang tidak dapat dikontrol oleh diri. Hal ini disebut sebagai kausal eksplanasi (sebab akibat), Kedua, Eksplanasi Praktis yakni menjelaskan tindakan-tindakan sebagai tujuan berhubungan dimana aksi ini didesain untuk keadaan masa depan. Jika kamu telah mengerjakan ujian dengan baik maka fokusnya bisa “saya butuh untuk menambah IPK rata-rata saya dan belajar lebih keras”.
Eksplanasi dijelaskan lebih lanjut dalam ilmu sosial tradisional, yang metodenya didasarkan empat proses: 1. Mengembangkan pertanyaan, 2. Membuat hipotesis, 3. Menguji hiptesis dan 4. Membuat teori. Pendekatan ini dikenal atu disebut sebagai metode Hypothetico-Deductive, dimana kita dapat mengerti hal yang kompleks kedalam analisis bagian-bagian kedalam variable. Empat hipotesis diatas sebenarnya didasarkan  oleh lima konsep utama, yakni hipotesis, operasi, kontrol dan manipulasi, melipui hukum-hukum dan prediksi. Hipotesis adalah sebuah dugaan tentang hubungan antara dua variable yang didasarkan intuisi dan pengalaman personal.

Paradigma alternatif
Ada 5 prinsip dalam paradigma alternatif
1. Tindakan adalah sukarela
2. Pengetahuan dihasilkan secara sosial
3. Teori-teori itu historis yang merefleksikan tempat dan waktu dimana teori-teori tesebut dibuat
4. Teori mempengaruhi realitas
5. Teori-teori itu sarat nilai yang tidak pernah netral

Perubahan dan Pengembangan teori
Teori seperti alasan-alasan yang dikemukakan oleh pengacara yang menghasilkan pernyataan-pernyataan yang dipercaya layak untuk dipertimbangkan. Pengembangan teori selalu membutuhkan penelitian. Teori memingkinkan investigasi khusus agar dianggap penting. Teori juga berubah dengn berbagai cara. Teori-teori dapat berkembang secara luas bagian perbagian, berpindah dari pengertian satu kepengertian yang lain dari realitas berdampingan oleh penambahan konsep baru ke lama. Bahkan Thomas khun menyatakan bahwa normal science adalah proses pengembangan teori dengan kesepakatan relative diantara ilmuan pada penjelasan basic nature.  Paradigma lama merepresentasikan normal science sedangkan paradigma baru merevisi pandangan-pandangan lama. Paradigma merupakan seperangkat konsep dan variable. Paradigma mengacu pada basic belief dan pandangan dasar tentang fenomena.
Dalam pandangan ini dikenal juga Metatheory yakni bidang yang berusaha mendiskripsikan dan menjelaskan persamaan dan perbedaan diantara teori-teori. Kajian metateori cukup kompleks tapi dapat dikelompokkan kedalam tiga tema besar yakni:
1. Epistemology yakni cabang filsafat yang mengkaji pengetahuan.
2. Ontology yakni cabang filsafat yang mengkaji tentang sifat
3. Axiologi yakni cabang filsafat yang mengkaji tentang nilai

Komentar dan opini peresume
Teori merupakan penjelasan gejala alam secara cermat sehingga kita dapat melakukan prediksi. Bila penjelasan ini telah diuji berkali – kali dan terbukti benar, penjelasan ini dinamakan teori. Penjelasan little John hampir sama dengan pendapat Kerlinger (dalam Jalaludin, 2000;06 ) menyebutkan bahwa teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
Definisi di atas melukiskan ciri – ciri teori ilmiah. Secara terinci teori ilmiah ditandai oleh hal- hal berikut:
1. Teori terdiri dari proporsisi – proporsisi.
2. Konsep – konsep dalam proporsisi telah dibatasi pengertiannya secara jelas.
3. Teori harus mungkin diuji, diterima atau ditolak kebenarannya.
4. Teori harus dapat melakukan prediksi.
5. Teori harus dapat melahirkan proporsisi – proporsisi tambahan yang semula tidak diduga.
Teori merupakan salah satu pondasi dimana seseorang akan membangun sebuah konstruksi penelitian ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar